Senin, 04 November 2013

MODIFIKASI SATRIA FU DRAG BIKE; IKUT BEBEK TU 4T 200 CC DIPACU EKO CHODOX, JUGA BUAT TURING HARIAN

 
Durasi kem 70o khas trek lurus membuka lebih lama memberi peluang bensol ke ruang bakar. Tetapi pemampatan ruang bakar yang terus diubah-ubah menyesuaikan keadaan. Jika ikut drag resmi kompresinya 13,5:1, bila turing dan dipakai ke kantor diturunkan jadi 12:1. Tapi kenalpotnya tetap satu merek, WRX Oval.

Ini FU  milik Wildan Zuhdi, S. Hut. Kata dan huruf di belakang namanya ada maknanya. Itu sarjana kehutanan yang nyasar jadi drag biker, hehe? “Saya hanya senang utak atik motor, terutama mesin. Ini FU bisa dipakai sehari-hari dan bila ada event drag bike bisa ikut Bebek TU 200 cc dan Campuran 250 cc 4T. Pernah dijoki Eko Chodox dan langganan dipakai Endot Baday,” kata Wildan, pegawai kehutanan di Bangka Belitung. Baru lalu saat Yamaha Cup Race di Bangka, ia ketemu portal ini. Kebetulan juga pembalap yang ia sebut si Baday jagoan di YCR Bangka yang berlangsung 29 September 2013 lalu.  
   
FU ini punya gelar ‘Den Bagus’. Cerita gonta-ganti peruntukannya memang belum sempat dipakai ojeg, hehe. Perubahan kompresi hanya memainkan korekan pada kepala silinder, terutama  deck clearance (DC). DC berhubungan dengan ruang pembakaran sebagai pembagi dan penambah yang hasilnya kompresi. Semakin kecil angka ruangnya, hasil pembagian jadi banyak sehingga disebut angka kompresi tinggi.
Setang Scorpio dan daun kruk as modif
Drag dan harian ini boleh didengar pada penjelasan Wldan terhadap CDI Rextor. Katanya kalau  mau turing dan ke kantor pakai Rextor Prodrag yang memiliki kurva tertinggi 25o  sebelum TMA. Bilan ‘main-main’ di trek lurus dia harus ke hutan dulu memburu rusa, lalu dagingnya dijual dan beli Rextor LE yang memiliki kurva tertinggi sampai 39o sebelum TMA.

Begitu saj, langsung ikut drag dan dari drag untuk diajak turing di Bangka Belitung sana. Maklum, drag bike di Bangka tidak seaktif di Jawa yang tiap minggu nongol. Waktu tak ada event, ini motor diberi lampu, kaca spion dan sein. Tapi modifikasi mesinnya, asli jurs-jurusnya drag bike. Klep saja dibentuk ulang dari bahan klep milik Bajaj Pulsar. “Diameter payung in 25 mm dan out dibikin 23 mm,” tambah Wildan yang aslinya dari Bumiayu, Jawa Tengah, tapi saat ini masih bertugas di Bangka.
Untuk ukuran Bangka, Den Bagus bisa tembus 7.9 detik dan itu membuatnya disegani di kelas yang disebut tadi. Maklum saja, setang piston pun telah menggunakan Yamaha Scorpio. Alasannya, milik Scorpio lebih kuat terima power. Namun untuk memasang pada kruk-as FU harus repot ke tukang bubut memangkas ‘daun’ atau bandul kruk-as. Yang dipapas bagian dalam kiri-kanan 1,5 ,mm. Setang  Scorpio lebih tebal 3 mm dari FU yang hanya 17 mm. 
Demikianlah hasil wawancara lewat facebook bersama Wildan. Bravo drag bike dan turing, harian juga ah. MM


Tidak ada komentar:

Posting Komentar